Sungguh ironi,
yang terkenal dengan julukan kota minyak, kini mengalami krisis listrik berkepanjangan. Seharusnya dengan sumber daya alam khususnya minyak bumi yang berlimpah, hal ini tidak perlu terjadi, jika pemimpin-pemimpin Kaltim terdahulu sadar bahwa kebutuhan akan energi listrik dimasa yang akan datang akan semakin meningkat dan pembangkit listrik yang ada akan semakin tua dan mengalami penurunan kapasitas output, sehingga tanpa pembangunan pembangkit listrik yang baru maka kota Balikpapan akan mengalami defisit listrik, dan pada saat ini untuk membuat pembangkit listrik baik yang bersumber bahan bakar minyak maupun bahan bakar dari batu bara menjadi sulit, karena selain hambatan perijinan , juga biaya untuk membangun pembangkit memerlukan dana yang sangat besar. Mungkin solusi yang harus diambil terutama oleh calon pemimpin Kaltim yang akan terpilih dari hasil Pilkada gubernur yang baru saja dilaksanakan adalah mempersiapkan dana abadi setiap tahunnya sebesar 30% dari APBD profinsi yang dimiliki yang bersumber dari dana perimbangan. Dengan APBD sebesar 3 trilyun, jika 1 trilyun di simpan setiap tahunnya , maka setelah 5 tahun, Kalimantan timur akan memiliki dana abadi sebesar 5 trilyun, dan dengan dana tersebut dapat dialokasikan untuk membangun pembangkit listrik yang memenuhi kebutuhan seluruh warga Kaltim. Jika solusi tersebut tidak dapat di ambil oleh pemimpin kaltim, maka selama 5 tahun ke depan nasib warga kaltim tidak akan berubah, dan masih akan tetap merasakan pemadaman bergilir dari PLN yang tidak mampu memberi pelayanan secara maksimal kepada seluruh warga Kalimantan Timur.